Hi!

Masa Lalu dan Move (Part 1)

"Aku selalu mengira tak akan bisa hidup tanpa cintanya
Aku lupa, semua luka perlahan-lahan akan sembuh juga.
Biarkan saja waktu yang jadi obatnya.

Saat itu akan tiba, ketika aku benar-benar menerima kenyataan bahwa kini tak ada lagi 'kita'
Sekarang hanya aku, minus dirinya. Dia pergi terlalu lama dan aku terlalu bodoh terus-terusan memikirkan dirinya.
Aku bisa hidup tanpa kenangan dan senyumannya.
Kalau sebelum mengenal dia saja aku bisa bahagia, apa bedanya bahagia setelah tanpa dirinya?


Aku pasti akan .jatuh cinta lagi. Suatu hari nanti... dan dengan yang lebih baik dari dirinya".



Suatu ketika gue baca tulisan ini yang bikin gue berpikir keras lagi. Untuk apa gue terus-terusan kayak gini? Gue yakin, yang udah lalu biarlah berlalu, gausah pake dipikirin lagi, karena masa lalu itu udah dapetin masa yang indah pada waktunya.

Gue juga berpikir, yakali luka itu bakalan sembuh dengan sendirinya, contohnya aja kalo kita jatih, terus kita luka, dan gaakan selamanya juga lukanya kerasa sakit kan? Pasti bakalan sembuh dengan sendirinya, dan waktu lah yang kita butuhin buat nunggu luka itu sampai sembuh. But, kapan sembuhnya? Ko luka yang gue rasain sampe sekarang masih belum seutuhnya sembuh? *uhm nganggukngangguk*

Saat kita diam dan memikirkan sesuatu yang mungkin tidak untuk dipikirkan lagi, terwujudlah kata-kata "Ga seharusnya masa lalu balik lagi ke kehidupan yang sekarang".

Dan mungkin kalian juga pernah denger cerita tentang seorang anak yang buat kesalahan setiap hari. Mungkin salahbenar kayak gini ceritanya :
 "Si anak selalu berbuat ulah kepada orang-orang. Lalu bapaknya suruh dia untuk nancepin 1 paku ke pohon setiap dia berbuat ulah, dan dia boleh lepasin 1 paku itu yang udah dia tancepin ke pohon kalo dia udah mintamaaf keorang yang udah jadi korban ulahnya dia. Si anak pun melakukannya. Suatu saat bapaknya mengajak anaknya ke pohon tersebut. Setelah dilihat, ternyata udah gaada paku yang nancep lagi di pohon itu, dan bapaknya bilang 
'bagus nak, kamu selalu mintamaaf kepada orang atas ulahmu. Tapi ada satu hal yang penting dari ini'. 
Si anak pun bertanya, 'hal apa pa?'. 
Bapaknya jawab, 'coba kamu lihat bekasbekas tancapan paku di pohon ini, anggap pohon ini adalah perasaan orang yang telah menjadi korban ulahmu. Saat kamu berulah, kamu menancapkan paku ke pohon ini, artinya orang tersebut pasti akan merasa kesal, marah atau sakit hati. Tapi setelah kamu mintamaaf kepada orang tersebut, kamu melepas pakunya, dan kamu lihat di pohon ini masih ada bekas paku yang kamu tancapkan. Bekas ini susah untuk hilang atau mungkin tak akan bisa hilang. Hal ini berarti, saat kamu telah meminta maaf kepada orang tersebut, orang tersebut pasti akan memaafkanmu, tapi luka yang kamu buat pasti tidak akan hilang begitu saja, orang itu bisa saja masih merasa sakithati, marah atau kesal atas perbuatanmu. Jadi, janganlah kamu berulah yang tidak benar lagi.' "


Viewers

Powered by Blogger.