Hi!

Datang Kembali (Part 2)

Setelah kejadian magic menurut Dena itu, hubungan Dena dan Riko semakin dekat. Dimulai dengan pulang bersama, makan bersama, mengerjakan tugas bersama, dan selalu bersama. Hingga suatu saat mulai lah tumbuh perasaan yang berbeda antara Dena dan Riko. Perasaan yang begitu berbeda, yang tak bisa mereka terjemahkan satu sama lain. Perasaan itu semakin membeludak, terasa begitu dalam, sehingga mereka tak ingin saling kehilangan.



Riko, sang pangeran mimpi Dena, orang yang membuat Dena rela jatuh kedalam lautan perasaannya, perasaan yang begitu dalam, dan sulit untuk menyelamatkan diri lagi. Ternyata Riko pun merasakan hal yang sama dengan Dena. Sore itu, Riko dan Dena sedang berjalan santai di antara bunga-bunga dan pohon yang begitu ceria. Menikmati dinginnya udara, wanginya aroma bunga. Riko yakin inilah saat yang tepat untuk menceritakan kejadian yang terjadi pada hidupnya. Sebelum dan setelah adanya Dena di setiap hari-harinya. Hari-hari Riko semakin bersinar saat Dena datang. Bagi Riko, Dena adalah seorang wanita yang datang ke dalam hidupnya dengan membawa sejuta cahaya.

"Dena..." Riko memanggil Dena dengan tatapan tajam bola matanya.
"Iya Ko?"
"Kamu lihat kedua burung yang bertengger disana?" Riko menunjuk ke dahan pohon yang rindang, disana terdapat sepasang burung kenari yang sedang bernyanyi.
"Iya Ko, merdu ya."
"Iya. Dena, sebenernya aku ingin kayak burung itu."
"Oya?" Dena tiba-tiba memasang muka heran.
"Iya Dena. Ini sama halnya dengan perasaanku. Perasaan ingin menghabiskan waktu bersama, perasaan ingin terbang bebas sebebas-bebasnya bersama. Dan semuanya aku lakukan bersama dengan seseorang yang bisa menghilangkan kejenuhanku, yang mewarnai setiap hariku." Riko memalingkan pandangannya ke langit-langit.
"Siapa Ko?" muka Dena mulai melemas, Dena berpikir bahwa Riko telah mendapatkan seseorang yang akan menemaninya. Dan Dena harus merelakan kepergian Riko dari hari-hari nya.
"Itu kamu Dena." Riko melihat Dena kembali dengan bulat matanya dan lesung pipinya. Dena tidak mengerti apa yang Riko katakan. 
"Maksudnya apa Ko?"
"Iya, seseorang itu adalah kamu Dena. Kamu mau tetap terus dampingin aku setiap harinya dan kita terbang sebebas-bebasnya. Hanya aku dan kamu, Dena." Riko kembali memperlihatkan kembali lesung pipinya. Senyuman Riko membuat Dena diam mematung. Perkataan Riko membuat Dena membeku. "apakah ini hanya kebetulan? Ataukah aku berkhayal setinggi-tingginya? Ya Riko, aku ingin, aku sangat menginginkannya." Hati kecil Dena berbicara. Dena terdiam cukup lama.

"Dena?" Riko bertanya kembali kepada Dena, pandangan Riko tak bisa dibohongi lagi. Riko benar-benar menunggu jawaban itu dari Dena. Jawaban yang dapat membuat hari-hari Riko lebih bersinar lagi. "Iya Ko, aku mau" Dena menjawabnya dengan begitu spontan. Wajah Dena mulai memerah, telapak tangan dan kakinya begitu dingin. Lagi dan lagi Riko tersenyum manis dengan lesung pipinya. Senyuman Riko tampak berbeda dengan biasanya. Senyuman Riko adalah senyuman termanis yang baru Dena lihat kali ini. 

"Aku sayang kamu Dena" suara kicauan sepasang burung kenari itu pun semakin merdu, dipadu dengan udara yang berhembus hingga menusuk tulang. "Iya Ko, aku juga sayang kamu" Dena spontan memeluk Riko dengan hangat.

"Dear.
Riko Dermanto. Kini kau benar-benar menjadi bagian dari hidupku. Aku tak akan pernah membiarkan-mu pergi begitu saja. Aku akan selalu ada untukmu. Pangeran mimpiku, sekarang telah menjadi pangeran kenyataanku. Aku begitu menyayangimu Riko."

----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

"...'Cause this life's too long and this love's too strong
So baby, know for sure that I'll never let you go..." (Never Let You Go - Justin Bieber)

Hari demi hari telah mereka lewati. Dena dan Riko terlihat lebih bahagia dari sebelum-sebelumnya. Mereka memiliki rasa percaya satu sama lain. Mereka memulai perjalanan baru, perjalanan yang mereka hadapi bersama. Dena dan Riko selalu menghabiskan waktu bersama, seperti sepasang burung kenari yang bernyanyi saat itu.

Hari itu adalah hari minggu, hari dimana orang-orang menghabiskan waktunya untuk sekedar beristirahat, refreshing, shopping, atau hanya sekedar berjalan-jalan mengelilingi kota. Begitupun yang dilakukan oleh Dena dan Riko. Mereka menghabiskan hari minggunya dengan menikmati suasana malam sepanjang jalan Braga, layakanya anak-anak muda yang lain. Wajah Dena dan Riko memang berbeda dari yang dulu, mereka sangat bahagia dan begitu bersinar. Tampaknya mereka memiliki perasaan cinta yang begitu kuat antara satu sama lain. Mereka tidak ingin kehilangan satu sama lain.

"Riko!!!" Dena memanggil Riko dengan semangatnya.
"Iya Dena" Riko pun menghampiri Dena dengan senyum manisnya.
"Ko, aku mau nanya sesuatu sama kamu."
"Nanya apa sayang?" Riko merangkul Dena.
"Ko... Kalo misalkan gaakan pernah ada aku dihidupmu, kamu mau apa?" Dena melihat Riko dengan tatapannya.
"Dena, mungkin saat ini, kemarin dan kedepannya, hariku gaakan secerah ini, perasaanku gaakan sebahagia ini, saat kamu gaada dihidupku, mungkin hari-hariku bakalan gelap, soalnya gaada malaikat secantik kamu dan sepengertian kamu dihidupku." Riko membalas tatapan Dena.
"Huh dasar tukang gombal!" Dena pun tertawa kecil dan mencubit pipi Riko karena gombalannya.
"Ko... Kamu jangan tinggalin aku ya, kamu jangan sia-siain kepercayaanku, aku sayang kamu Ko, jangan sampai kamu bikin aku hancur karena ulahmu ya Ko." Dena mengatakannya sepenuh hati, senyumnya, tatapannya, Dena benar-benar tidak ingin kehilangan Riko.
"Iya Dena, aku janji sama kamu." Riko berhenti dan mencium kening Dena.

Malam itu menjadi malam perjanjian Riko, janji Riko untuk menjaga kepercayaan Dena, janji Riko untuk selalu bersama Dena, dan janji Riko untuk menjaga Dena.

Viewers

Powered by Blogger.