Hi!

Datang Kembali (Part 4)

Setahun telah berlalu. Dena sudah lulus dari sekolahnya. Tetapi ia belum juga lulus untuk melupakan sesosok lelaki itu. Lelaki yang masih mendiami pikirannya. Dia adalah Riko Dermanto.

Hari ini Dena berencana untuk menemui Naka, sahabatnya sejak SMP yang sudah lama tidak ia temui. Dena ingin sekali bercerita walaupun mungkin Naka tidak akan mengetahui siapa orang yang akan Dena ceritakan.


Sesampainya di sebuah cafe, Dena mulai mencari-cari Naka. Tiba-tiba, dari arah kiri ada yang memanggilnya.

"Dena!"
Saat Dena melihat, ternyata wanita itu ada disana.
"Naka!!! Aah! Gila! Kangen banget!"
Dena segera mendatangi sahabatnya itu.
"Wah, makin cantik aja ceweku yang satu ini! Lo apa kabar, Na? Udah lama gue ga denger kabar dari lo"
Naka pun memeluk sahabatnya dengan begitu hangat.
"Ceweku juga makin keren aja nih! Baik-baik aja"
Dena mulai memesan minuman kepada pelayan yang mendatanginya.

"Yakin lo baik-baik aja? Menurut indra ke-sembilan gue sih ya, lo terlihat seperti dibawah baik-baik aja"
"Ya, dikit lah"
"Kenapa, Na? Jadi lo gaakan cerita nih ke gue?"
"Hahaha, ya ga lah. Pasti gue bakalan cerita"
Pesanan Dena akhirnya sampai juga. Dena segera menyeruput minuman itu.

"So, sekarang lo ada masalah apa, Na?"
"Ya gitu lah, Ka. Jadi gini, 3 tahun yang lalu, gue mulai saling mengenali dengan seorang cowo"
"Cie, gila ya, gue ninggalin lo di Indonesia selama 4 tahun dan saat gue balik, lo udah punya pasangan lagi aja"
Naka mulai memainkan pandangannya, mencoba menggoda Dena.

"Naka, Please deh!"
Dena tertawa terbahak-bahak dengan perlakuan sahabatnya itu. Sudah lama ia merindukan saat seperti ini dengan Naka.

Seketika, Dena mulai terdiam lagi. Riko tiba-tiba muncul di pikirannya.

"Jadi, masalahnya sekarang apa, Na? Muka lo benar-benar beda banget dari Dena yang gue kenal"
Entah apa yang sedang merasuki Dena saat ini. Matanya mulai mengeluarkan air lagi. Ia mencoba menahannya.

"Ka, dulu saat pertama kali gue kenal dia, dia tuh baik banget. Waktu gue dan dia saling percaya dan punya hubungan pun, baiknya dia ga rubah, malah bertambah. Tapi, gue sadar diri, Ka. Gue sadar kalo gue ga pantes untuk sama dia. Secara, dia ini adalah seorang yang terkenal disekolah gue dulu. Dia seorang yang banyak dikejar-kejar sama para cewe-cewe di sekolah. Dan mayoritas cewe-cewe itu benar-benar cantik banget, Ka. Gue mutusin untuk selesain aja hubungan gue sama dia. Tapi saat ini, gue benar-benar ga bisa lupain dia. Dan dia pun seketika hilang dari dunia gue, dia ga pernah munculin diri dari tatapan gue"
Kini air matanya sudah bercucuran membasahi wajahnya. Memorinya tentang Riko sulit untuk dihilangkan.

"Dena, sayang, dengerin gue ya. Lo ini seorang wanita yang diberi anugrah lebih, lo ini cantik dan gue sangat-sangat mengakuinya. Dan, rasa sayang itu muncul dari hati lo yang paling dalam. Dan rasa sayang lo ke dia ga akan hilang kalo hati lo masih ga terima sama kenyataannya. Mungkin kalo lo mau, lo harus hilangin dulu rasa sayang lo. Mungkin juga dengan kayak gitu, lo bisa lupain dia, Na. Jangan pikirin dia lagi"

"Tapi, Ka. Sulit buat gue untuk ga mikirin dia"
"Dena, waktu pasti bakalan menjawab semuanya. Lama kelamaan lo pasti bisa terima kenyataan ini. Lo hanya perlu menikmati waktunya itu. Yah, walaupun mungkin terkadang rasanya bakalan kurang enak, tapi gue yakin lo pasti bisa"
Naka mulai mendekati Dena. Ia mencoba untuk menghapus air mata Dena dan memeluknya dengan erat.

"Thanks ya, Ka. Lo udah mau dengerin gue dan beri solusi buat gue"
Bibir Dena saat ini sudah mulai tersenyum. Tatapannya pun mulai ringan. Kedatangan Naka membuat Dena lebih tengan dibandingkan sebelumnya.

Viewers

Powered by Blogger.